Selasa, 30 September 2008

Apa itu Siwak?

Toko Siwak Kamyabi menyediakan siwak (miswak) bermutu.
Gambar Siwak Al Khair Pakistan. Ukuran panjang 16 cm Rp. 10.000,- per batang Pesan via WA 082110472598

Apa itu Siwak?

Siwak atau miswak berbentuk batang, diambil dari akar dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang kebanyakan tumbuh di daerah Timur Tengah, Asia dan Afrika dan berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm.

Pohon Arak adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas.

Kaum muslimin menggunakan batang itu untuk menggosok gigi dan mengurut gusi sebelum wudhu atau shalat.

Nabi SAW. mengatakan pemakaian siwak sebagai sunnah, atau tindakan yang dianjurkan. Sebuah hadis berbunyi: “Siwak membersihkan gigi, dan ini menyenangkan Allah. Setiap kali Jibril mengunjungiku, dia menyuruhku menggunakan siwak, hingga aku pun khawatir bahwa menggunakan siwak diwajibkan. Seandainya tidak khawatir akan membebani (merepotkan) umatku, aku akan mewajibkannya.” (HR: Bukhori dan Muslim, Irwaul Golil No 70).
Hadits yang lain dari Abu Ayyub ra: “Ada empat hal yang termasuk dari sunnah para Rasul; Memakai minyak wangi, menikah, bersiwak dan malu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Siwak memiliki beberapa faedah yang sangat besar, diantaranya yang paling besar adalah yang telah dianjurkan oleh hadits: “Siwak itu pembersih mulut dan diridhai Allah.” (HR. Ahmad)
Keutamaan shalat dengan memakai siwak itu, sebanding dengan 70 kali shalat dengan tidak memakai siwak. (HR. Ahmad)

Siwak bukan hanya bermanfaat secara spiritual, tetapi juga berguna untuk menjaga kesehatan. Para ilmuwan Amerika baru-baru ini menemukan efek menakjubkan siwak terhadap mulut: dalam satu kali penggunaan, siwak membunuh 80% bakteri. Siwak mencegah caries (gigi berlubang), menguatkan gusi, dan efeknya bertahan hingga hampir 48 jam. Tunisia dan negara-negara lainnya sudah mulai memproduksi pasta gigi berbahan dasar siwak.

Selain efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi. Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells (wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah.

Titik-titik yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus besar dan usus kecil.
Terpijitnya BAS pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros (sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis.

Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak

Hasil penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta memelihara gusi.

Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
· Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
· Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
· Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
· Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
· Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.

Menurut laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida, fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang dihasilkan oleh bakteri.

Penelitian lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak, karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan dibudidayakan.


Waktu-waktu Disunnahkannya Bersiwak

Bersiwak disunnahkan di setiap saat, bahkan ketika berpuasa disepanjang harinya, dan menjadi sunnah muakadah pada waktu akan beribadah.

Adapun waktu-waktu yang disunnahkan secara muakkad untuk bersiwak diantaranya:
1) Setiap akan Berwudhu“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan wudlu”. (HR. Bukhori dan Muslim)

2) Setiap akan melakukan shalat“Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan sholat”. (HR. Bukhori dan Muslim)

3) Setiap Bangun Tidur

“Adalah Rosululloh jika bangun dari malam dia mencuci dan menggosok mulutnya dengan siwak”. (HR. Bukhori)

Termasuk tanda kecintaan Nabi Shallallahu ‘aihi wa sallam kepada kebersihan dan ketidak sukaannya terhadap bau tidak enak, tatkala bangun dari tidur malam yang panjang, yang mana saat itu di mungkinkan bau mulut sudah berubah, maka beliau menggosok giginya dengan siwak untuk menghilangkan bau tidak sedap, dan untuk menambah semangat setelah bangun tidur, karena termasuk kelebihan siwak adalah menambah daya ingat dan semangat.

4) Setiap akan Masuk RumahTelah meriwayatkan Syuraih bin Hani, beliau berkata: ”Aku bertanya kepada ‘Aisyah: “Apa yang dilakukan pertama kali oleh Rosululloh jika dia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab :”Bersiwak”. (HR. Muslim)

5) Ketika hendak membaca Al Qur’an

Dari Ali ra. berkata : “Rasulullah memerintahkan kami bersiwak. Sesungguhnya seorang hamba apabila berdiri sholat malaikat mendatanginya kemudian berdiri di belakangnya mendengar bacaan Al Qur’an dan ia mendekat. Maka ia terus mendengar dan mendekat sampai ia meletakkan mulutnya di atas mulut hamba itu, sehingga tidaklah dia membaca satu ayat pun kecuali berada di rongganya malaikat” (HR. Baihaqy)

Cara Penggunaan Siwak

Orang menggunakan siwak dalam bentuk batang atau stick kayu dengan cara:
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang tidak merusak gusi apabila digunakan.
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang akan dipakai saja.
3. Siwak yang kering dapat merusak gusi, sebaiknya direndam dalam air segar selama 1 hari sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-kunyah sampai berjumbai seperti berus.
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan untuk membersihkan lidah.

Cara Bersiwak

Cara bersiwak tidak ada ikhtilaf antara ulama, bahwa didalam kitab Syama’il Imam Tirmidzi, dalam hadist Rasul saw, bahwa Rasul saw. bersiwak dengan kayu arak, dan memulainya dari pertengahan, lalu ke arah kanan lalu ke kiri, demikian diulangi sebanyak 3 X.
Imam Ghazali rahimahullah melengkapi caranya, yaitu:
· meletakkan siwak di jajaran gigi tengah bagian atas,
· lalu mendorongnya ke arah kanan sampai ke ujungnya,
· lalu turunkan ke jajaran bawah kanan ujung,
· lalu mendorongnya kembali ke tengah jajaran bawah,
· lalu kembali naik ke tengah jajaran atas,
· lalu mendorongnya ke arah kiri sampai ujungnya,
· lalu turunkan ke jajaran bawah kiri ujung,
· dan mendorongnya lagi ke tengah di jajaran bawah.

Untuk mudahnya, anggaplah anda menulis angka delapan yang rebah. Demikian ini untuk perhitungan 1X, lalu mengulanginya sampai 3X. Inilah cara terbaik. Namun cara apapun juga sudah mendapatkan pahala sunnah.

Sulitkah? Jangan lupa, satu kali anda bertasbih kepada Allah dengan diawali siwak, maka dihitung 70X bertasbih. Shalat dengan diawali siwak, akan terhitung 70X shalat. Dua rakaat shalat tahajjud diawali dengan siwak, maka dihitung 140 rakaat tahajjud. Hebat bukan? Maha Suci Sang Maha Dermawan menempatkan curahan kedermawanannya pada segala hal. (semesta cinta)

Sumber Tulisan:
Abu Salma
Abu Shafa
Ahmad Aizatnur (Madrasah Said Hawwa Research Foundation)
Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa
Ibnu Zakaria
Magomed Magomedov, Ph.D. (dalam “Keajaiban Shalat Menurut ilmu Kesehatan Cina” oleh Lukman Hakim Saktiawan)
Wikipedia Indonesia

Selasa, 29 Juli 2008

Selamat Datang

Toko Siwak Kamyabi
menyediakan siwak (miswak) bermutu. Gambar Siwak Al Khair Pakistan. Ukuran panjang 16 cm Rp. 10.000,- per batang
Pesan via WA 0821 1047 2598

ADAB SIWAK [GOSOK GIGI]
Oleh: Syaikh Abdul Aziz Muhammad As-Salman

Pertanyaan:
Apa hukum bersiwak ? Apakah waktunya terbatas ?

Jawaban:
Bersiwak itu sunnah dilakukan pada setiap waktu berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda." bersiwak itu sebagai pembersih mulut dan diridhai oleh Allah" [Hadits Riwayat Ahmad VI/47,62,124. An-Nasa'i no.5 dan Bukhari menyebutkannya secarata'liq dalam bab As-Siwak Ar-Ruthbu wa Al-Yabisu Li Ash-Shaim II/682]

Dan hadits dari Amir bin Rubai'ah, dia berkata," Aku melihat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam (berulang kali)"hingga aku tidak bisa menghitungnya- bersiwak padahal beliau sedangberpuasa" [Hadits Riwayat Ahmad III/445, Abu Dawud no. 2364 dan At-Tirmidzino. 725 dan Bukhari menyebutkannya secara mu'allaq dalam Bab As-SiwakAr-Rathbu Wa Al-Yabisu Li Ash-Shaim]

Pertanyaan:
Waktu-waktu kapan sajakah diutamakan bersiwak ? Sebutkan dengan jelas dansertakan dalil-dalilnya!

Jawaban:
Waktu yang diutamakan untuk bersiwak adalah ketika bangun tidur, ketika berwudhu, ketika hendak masuk rumah, ketika hendak shalat, ketika hendak masuk masjid, ketika bau mulut berubah (tidak sedap) dan ketika hendak membaca Al-Qur'an. Adapun dalil keutamaan bersiwak ketika bangun tidur adalah berdasarkan hadits Hudzaifah Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata."Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila bangun malam membersihkan mulutnya denga siwak" [Hadits Riwayat Bukhari no.42, 1085, Muslim no. 255. Abu Dawud no.55. An-Nasa'i no. 2, 1622 dan Ibnu Majah no.286]

Dan hadits dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata." Adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak tidur pada malam hari atau siang hari kemudian beliau bangun melainkan beliau pasti gosok gigi terlebih dahulu sebelum berwudhu" [Hadits Riwayat Abu Daud no. 57 danLihat Shahih Abu Dawud I/14 no. 5

1] Adapun dalil ketika bau mulut berubah tidak sedap adalah karena memang disyariatkannya bersiwak itu untuk menghilangkan bau yang tidak sedap. Adapun dalil ketika hendak wudhu adalah berdasarkan hadits Abu Hurairah 'anhu dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda." Kalaulah tidak akan memberatkan umatku, tentulah kuperintahkan kepada mereka supaya gosok gigi pada tiap-tiap berwudhu" [Hadits Riwayat Malik, Ahmad, dan Nasa'i dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, sedang Imam Bukhari menyebutkan secara ta'liq]

2] Adapun dalil ketika hendak shalat adalah berdasarkan hadits Abu HurairahRadhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda." : Kalaulah tidak akan memberatkan umatku, tentulah telah diperitahkankepada mereka supaya bersiwak pada tiap-tiap akan shalat" [Hadits RiwayatJama'ah]

3]Adapun dalil ketika hendak masuk masjid dan rumah adalah berdasarkan hadits Al-Miqdad bin Syuraih yang diriwayatkan dari Syuraih, dia berkata " Aku bertanya kepada Aisyah, "Apa yang pertama kali dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika telah masuk rumah ?" Aisyah menjawab,"Bersiwak" [Hadits Riwayat Jama'ah kecuali Bukhari dan Tirmidzi]

4]. Dan Masjid lebih utama dari pada rumah. [Disalin dari kitab Al-As'ilah wa Ajwibah Al-Fiqhiyyah Al-Maqrunah biAl-Adillah Asy-Syar'iyyah jilid I, Disalin ulang dari Majalah Fatawa04/I/Dzulqa'adah 1423H -2003M]

Foote Note:
[1] Asalnya gosok gigi dengan menggunakan kayu siwak (yaitu al-arok). Namun jika tidak ada, maka bisa dengan apa saja yang dapat membersihkan gigi dan mulut seperti sikat dan pasta gigi, sapu tangan dan semisalnya.
[2] Malik I/66. Ahmad II/460 dan lainnya. An-Nasa'i (As-Sunan Al-Kubro) no.3037, 3043 dan Bukhari secara ta'liq dalam Bab As-Siwak Ar-Rathbu waAl-Yabisu Li Ash-Shaim.
[3] Bukhari no.847. Muslim no. 252. Abu Daud no. 46. At-Tirmidzi no.23.An-Nasa'i no.7. Ibnu Majah no. 287.[4] Muslim no. 253. Abu Daud no.51. An-Nasa'i no.8. Ibnu Majah no.290 (syiar islam message)